Oleh : Lisdianariza
Mahasiswi Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi
Pesisir Selatan - Seperti yang telah kita ketahui bersama pada tanggal 14 februari 2024 telah dilaksanakan rangkaian Pemilu Presiden, Anggota Legislatif melalui pencoblosan. Terlepas dari hasil yang kita lihat bersama di Quick Count, kita semua tentu bersyukur bahwa acara lima tahunan ini dapat berjalan dengan lancar. Masyarakat sangat bersemangat yang ditunjukan melalui antusiasnya pada pemilihan umum dengan datang ke TPS tersekat untuk memberikan suara mereka terhadap paslon yang mereka pilih.
Namun demikian, ditengah rasa syukur tersebut saya merasakan keprihatinan sebagai seorang masyarakat. Keprihatinan saya adalah karena saya merasa bahwa krisis keteladanan pada sebagian besar elit pemimpin di negeri ini yang oleh banyak orang dikatakan melanggar etika dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Pelanggaran-pelanggaran etika dilakukan mulai dari MK, dan cara-cara memenangkan suara dalam pemilu ini. Dan saya juga melihat adanya tindakan nepotisme dalam pemilu kali ini dimana salah salah satu petinggi komisi pemilihan umum terlihat memihak salah satu paslon ketika proses pendaftaran calon presedin dan wakil presiden. Saya sebagai seorang yang belum pernah belajar politik tentunya masih awam akan dunia politik, namun ketika saya menonton berita di media masa saya menyaksikan berbagai tindakan yang kurang tidak adil, hal ini dilakukan oleh para petinggi mulai dari pimpinan atas sampai bawah yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Disini saya merasa bahwa kurang adanya keteladanan dari para "pemimpin" kita.
Berikutnya selama masa kompanye saya menyaksikan beberapa calon legislatif melakukan kompanye yang kurang jujur dimana mereka memberi masyarakat uang untuk suara yang akan diberikan masyarakat kepada calon legiatif. Dalam hal ini saya melihat kurangnya kejujuran, etika dan rusaknya karakter seseorang. Melihat kejadian-kejadian yang ada selama masa kampanye dan masa pemilu 2024, mungkin mereka akan mengatakan, apapun dapat diperoleh dengan cara apapun, tak peduli itu telah melukai orang lain, dan melanggar etika kehidupan bersama.
Maka dari itu untuk mengatasi permasalah diatas salah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki manusia dalam hidupnya adalah pendidikan.
Pendidikan dapat membentuk seseorang sehingga menjadi memiliki rasa atau nilai yang luhur dalam diri, bertanggung jawab, disiplin, moderat, toleransi dan cinta kasih.
Di samping fungsi utama dari pendidikan itu sendiri yaitu memberikan keterampilan serta pengetahuan terhadap setiap yang terlibat di dalamnya.
Saat ini generasi muda sangat memerlukan pendidikan karakter. Mengapa demikian? Karena generasi muda merupakan penerus dari generasi saat ini yang akan memimpin bangsa Indonesia di masa depan. Dengan kata lain, generasi muda yang akan menentukan arah bangsa Indonesia ke depannya.
Oleh sebab itu, maka sangat penting pendidikan karakter diberikan kepada generasi muda untuk mempersiapkan diri mereka untuk masa yang akan datang.
Pendidikan karakter sangat bermanfaat terhadap generasi muda. Beberapa fungsi dari pendidikan karakter di antaranya;
Membentuk pribadi generasi muda menjadi disiplin dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu.
Membentuk pribadi yang memiliki akhlak yang mulia dan bermoral tinggi bagi generasi muda.
Menjadikan generasi muda memiliki rasa peduli dengan sesama dan senantiasa menebar rasa cinta kasih di muka bumi.
Membentuk pribadi generasi muda menjadi pribadi yang menjunjung tinggi rasa toleransi dan menghargai serta menghormati setiap perbedaan yang terjadi.
Lingkungan seperti masyarakat, sekolah, dan keluarga sendiri dapat menjadi tempat pembelajaran untuk mendapatkan atau menerima pendidikan karakter. Masyarakat dapat membantu menjadi wadah dalam menciptakan suasana lingkungan yang sesuai untuk pembentukan karakter bagi generasi muda.
Begitupun dengan sekolah yang harus memberikan atau menanamkan pendidikan karakter yakni dengan mencakup aspek emosional, sosial, moral dan spiritual.
Tak jauh berbeda dengan kedua lingkungan sebelumnya, lingkungan keluarga seperti orang tua harus memberikan contoh tauladan untuk anaknya.
Dengan demikian pendidikan karakter dapat diterima oleh generasi muda melalui ketiga lingkungan tersebut.
Copyright © 2021 Publikasi Wartawan Indonesia - All Rights Reserved.